Dunia cryptocurrency Indonesia baru-baru ini diguncang oleh kabar peretasan besar yang menimpa salah satu platform bursa kripto terbesar di tanah air, Indodax. Insiden ini dilaporkan mengakibatkan kerugian sekitar $18,2 juta atau setara dengan Rp 280,2 miliar. Menanggapi hal ini, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) segera mengimbau para investor untuk tetap tenang dan tidak panik.
Menurut laporan dari perusahaan keamanan Web3, Cyvers Alerts, Indodax mengalami serangkaian transaksi mencurigakan yang diduga kuat merupakan bagian dari operasi peretasan. Laporan tersebut menyebutkan bahwa terdapat sekitar 150 transaksi mencurigakan dengan total kerugian yang mencapai $18,2 juta.
“Kami mendeteksi lebih dari 150 transaksi dan kerugian total sebesar $18,2 juta; kami berharap Indodax segera mengambil tindakan,” tulis Cyvers Alerts dalam pernyataannya yang dipublikasikan melalui platform media sosial X pada hari Rabu.
Sebagai salah satu bursa cryptocurrency terbesar di Indonesia, Indodax telah memiliki sekitar 6,7 juta pengguna terdaftar pada April 2024. Jumlah ini mewakili sekitar 33 persen dari total 20,16 juta investor kripto di Indonesia. Dengan jumlah pengguna yang sangat besar, insiden ini tentu saja menjadi perhatian serius, baik bagi Indodax maupun para penggunanya.
Bappebti Menindaklanjuti Laporan Peretasan
Merespon laporan yang masuk, Kepala Bappebti, Kasan, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait dugaan peretasan sistem transaksi aset kripto di Indodax. Indodax sendiri tercatat sebagai Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) yang sah dan terdaftar di bawah pengawasan Bappebti.
“Bappebti saat ini tengah berkoordinasi dengan Indodax. Kami juga telah memanggil perwakilan Indodax untuk memberikan klarifikasi terkait kasus ini. Saat ini, Indodax sedang menyelidiki secara menyeluruh dugaan pelanggaran terhadap sistem mereka,” ujar Kasan dalam pernyataan resminya pada hari Kamis.
Baca juga: Penipuan Kripto Meningkat 45%, FBI Laporkan Kerugian $5,6 Miliar di 2023
Selain itu, Kasan menambahkan bahwa Indodax telah melakukan penutupan sistem sementara guna memastikan seluruh sistem berjalan dengan benar dan aman. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir potensi kerugian lebih lanjut dan mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.
“Bappebti mengimbau masyarakat, khususnya nasabah Indodax, untuk tetap tenang dan tidak perlu khawatir berlebihan. Kami percaya bahwa Indodax tengah melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menanggulangi masalah ini,” tambah Kasan.
Pernyataan Resmi CEO Indodax
CEO Indodax, Oscar Darmawan, juga memberikan konfirmasi mengenai dugaan peretasan tersebut. Ia menyatakan bahwa memang terdapat indikasi adanya pelanggaran pada sistem transaksi mereka. Saat ini, Indodax tengah melakukan investigasi menyeluruh dan pemeliharaan sistem untuk memastikan keamanan platform.
“Sistem transaksi kami memang diduga mengalami pelanggaran. Kami saat ini sedang melakukan penyelidikan mendalam serta perbaikan terhadap sistem. Selama proses ini berlangsung, platform web dan aplikasi Indodax tidak dapat diakses untuk sementara waktu. Namun, tidak perlu khawatir, karena kami memastikan bahwa saldo nasabah, baik dalam bentuk kripto maupun rupiah, tetap aman,” ujar Oscar dalam keterangan resminya.
Insiden ini tentu memunculkan kekhawatiran di kalangan para pengguna, terutama terkait keamanan dana mereka. Meski demikian, pernyataan tegas dari pihak Indodax dan Bappebti diharapkan dapat meredakan keresahan yang ada. Keamanan aset digital di tengah tren penggunaan cryptocurrency yang kian meningkat memang menjadi perhatian utama.
Baca juga: Kekhawatiran Monopoli Muncul di Balik Regulasi Kripto di Indonesia
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam jumlah investor kripto. Dengan perkembangan pesat ini, keamanan platform bursa seperti Indodax menjadi sangat krusial. Pihak berwenang dan pelaku industri pun dituntut untuk lebih sigap dalam mengatasi ancaman siber yang dapat merugikan pengguna.
Langkah Kedepan Bagi Industri Kripto di Indonesia
Kasus peretasan yang dialami Indodax menjadi pengingat penting akan risiko keamanan dalam industri cryptocurrency. Selain itu, insiden ini juga menyoroti pentingnya regulasi dan pengawasan yang ketat terhadap bursa kripto di Indonesia. Bappebti sebagai regulator harus terus meningkatkan pengawasan dan kolaborasi dengan platform seperti Indodax guna memastikan bahwa keamanan sistem terus diperbarui.
Di tengah pertumbuhan pesat jumlah investor kripto di Indonesia, kasus ini diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pemangku kepentingan dalam industri. Indodax dan platform kripto lainnya diharapkan dapat memperkuat sistem keamanan mereka, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Sebagai kesimpulan, meskipun kasus ini menciptakan kekhawatiran di kalangan investor, koordinasi antara Bappebti dan Indodax serta upaya untuk memastikan dana pelanggan tetap aman menjadi sinyal positif bahwa langkah-langkah yang diperlukan telah diambil. Para investor diharapkan tetap tenang sambil menunggu penyelesaian dari investigasi yang tengah berlangsung.