Dalam kelanjutan wawancara eksklusif CoinKami dengan Co-Founder Dubai Blockchain Center, Khalifa Aljaziri, laporan ini mengungkap lebih dalam kebijakan progresif Dubai yang semakin memantapkan posisinya sebagai pemimpin dalam industri blockchain dan kripto. Dubai, yang dikenal dengan pendekatan progresifnya terhadap teknologi baru, kini memfokuskan perhatian pada pengembangan aplikasi finansial berbasis syariat Islam.
Dubai sangat menyambut positif para pengusaha di bidang blockchain dan kripto. Pemerintah setempat telah memperkenalkan kebijakan yang dirancang untuk mempermudah proses pembukaan perusahaan dan mendukung inovasi dalam sektor ini. Salah satu langkah penting adalah penerapan peraturan yang memungkinkan pengembangan aplikasi finansial yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam, yang diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi dan memperluas pasar terutama di kalangan negara mayoritas Islam.
Baca juga: Dubai Sahkan Pembayaran Gaji dalam Mata Uang Kripto
Dengan kebijakan yang mendukung dan lingkungan bisnis yang ramah, Dubai berkomitmen untuk menjadi pusat global bagi teknologi blockchain dan kripto. Ini memberikan peluang besar bagi pengusaha dan inovator untuk berkontribusi pada ekosistem yang berkembang dan memanfaatkan potensi pasar yang luas di kawasan ini.
Regulasi Kripto di Dubai: Lisensi dan Kebijakan Pajak
Dubai telah mengadopsi pendekatan proaktif terhadap regulasi kripto, dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi sambil menjaga keamanan. Otoritas Dubai, seperti Dubai Financial Services Authority (DFSA) dan Dubai Multi Commodities Centre (DMCC), telah memperkenalkan peraturan yang jelas dan terstruktur untuk mengatur aktivitas kripto.
Regulasi terbaru dirancang untuk mempermudah proses pendirian dan operasional perusahaan kripto. Ini termasuk persetujuan cepat untuk lisensi, pengaturan transparan mengenai ICO (Initial Coin Offering), dan standar kepatuhan yang memadai untuk mencegah aktivitas ilegal.
Dubai menerapkan kebijakan pajak kripto yang signifikan berbeda dari pendekatan yang diambil di Indonesia. Di Dubai, pajak dikenakan hanya pada keuntungan yang diperoleh oleh pengguna atau trader dengan tarif sebesar 9%. Dengan demikian, tidak ada kewajiban pajak atas kerugian yang dialami, memberikan kemudahan dan insentif bagi para pelaku pasar untuk berpartisipasi dalam perdagangan kripto tanpa khawatir tentang beban pajak tambahan.
Di Indonesia, pajak dikenakan pada setiap transaksi yang dilakukan, yang dapat menambah beban bagi trader dan investor, terutama dalam kondisi pasar yang fluktuatif. Pendekatan Dubai yang hanya memungut pajak dari keuntungan memberikan insentif tambahan untuk berinvestasi dan berinovasi dalam sektor kripto, menjadikannya sebagai pusat yang menarik bagi para pelaku industri global.
Eksplorasi dan Inovasi Metaverse di Dubai
Dubai sedang mengeksplorasi inovasi penggunaan metaverse di berbagai sektor. Sebagai contoh, Dubai telah menerapkan teknologi ini di Kementerian Keuangan untuk memfasilitasi transaksi. Dalam jangka panjang, Dubai berencana untuk memperluas penerapan sistem ini ke berbagai bidang lainnya. Dalam wawancaranya dengan tim CoinKami, Khalifa Aljaiziri menyatakan kesiapan untuk melakukan wawancara lebih lanjut mengenai implementasi metaverse ini. Kami sangat menantikan kesempatan untuk mengungkap lebih dalam mengenai rencana ambisius Dubai dalam memanfaatkan metaverse untuk masa depan.
